Bandung Barat

243 Kejadian Bencana Terjang KBB

Kepala Bidang Kedaruratah dan Logistik BPBD KBB Dikcky Maulana.

NGAMPRAH- Kabupaten Bandung Barat (KBB) masuk zona merah rawan bencana. Catatan Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) KBB, sepanjang 2017 tercatat ada 243 kejadian.

Angka tertinggi bencana yakni longsor disusul pergerakan tanah, banjir bandang dan kebakaran. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD KBB Dicky Maulana ditemui di Ngamprah, Sabtu (27/1/2018).

Menurut dia, kejadian bencana paling banyak terjadi di wilayah selatan meliputi Kecamatan Cililin, Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu hingga Rongga. Wilayah selatan menjadi salah satu zona yang perlu diwaspadai karena rawan akan terjadinya bencana. “Selama ini memang wilayah selatan yang banyak terjadi bencana. Sisanya di beberapa wilayah lainnya,” ungkapnya.

Untuk melakukan siaga bencana, kata dia, pihaknya sudah menjalankan program “Desa Siaga Bencana”. Program tersebut sudah dijalankan di beberapa desa terutama yang memiliki kerawanan cukup tinggi terjadinya bencana. “Program ini hanya dijalankan di beberapa desa saja dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat sekitar. Tujuannya agar masyarakat lebih siaga bencana terutama ketika musim hujan seperti saat ini,” katanya.

Dicky menambahkan, saat ini Kabupaten Bandung Barat menempati posisi ke-16 dari total 27 kabupaten/kota di Jawa Barat yang masuk kategori rawan bencana. Sementara, posisi ke-1 ditempati Kabupaten Garut dan Sukabumi. “Kabupaten Bandung Barat memiliki wilayah dan geografis yang memang cukup tinggi terjadinya bencana terutama soal bencana longsor,” paparnya.

Dalam melakukan evakuasi saat terjadinya bencana, ujar dia, BPBD Kabupaten Bandung Barat memiliki jumlah personel hingga 53 orang. Dibantu dari relawan dan petugas dari masing-masing kecamatan sebanyak 32 orang. “Selain dari personel BPBD, kami juga dapat bantuan dari komunitas relawan. Ini sangat membantu terutama saat melakukan evakuasi ketika terjadinya bencana di lapangan,” katanya.

Lebih jauh dia menjelaskan, dalam menunjang evakuasi saat terjadinya bencana, saat ini BPBD juga memiliki tambahan 2 perahu lipat dan 2 mesin penyodot air dari BNPB. Sementara, untuk mobil tangki air bersih masih memiliki 1 dan mobil rescue 1. “Dengan fasilitas yang kami miliki sangat menunjang dalam melakukan penanganan bencana,” tandasnya. (wie)

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top