Kesehatan

Bupati Anggap PSBB Sukses Jika Hasil Rapid Tes di Pasar Negatif

LEMBANG– Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB menggelar rapid test di Pasar Panorama Lembang, Senin (11/5/2020). Setidaknya ada 180 pedagang dan ojeg yang ikut rapid test tersebut.

Rapid tes sengaja dilakukan di pasar untuk menjangkau pusat keramaian untuk memutus mata rantai penularan covid-19.


Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengukur, salah satu tingkat keberhasilan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan adalah hasil negatif rapid test. “Kalau hasil rapid test ini negatif berarti PSBB kita berhasil,” kata Aa Umbara.

Kendati begitu, pihaknya meminta untuk terus memantau pasar yang menjadi pusat keramaian jelang H-2 Lebaran.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengungkapkan 15 tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 2 Puskesmas dinyatakan reaktif hasil rapid test Covid-19. Saat ini, mereka melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Karena mereka OTG (orang tanpa gejala), maka dipersilahkan untuk isolasi mandiri,” ujar Sekretaris Dinkes Nanang Ismantoro, Senin (11/5/2020) di Ngamprah.

Nanang enggan menyebut identitas rumah sakit dan Puskesmas yang tenaga medisnya reaktif Covid-19. Menurutnya, tenaga medis tersebut terdiri dari 15 perawat dan seorang dokter.

“Kita masih menunggu hasil swabb tes. Mudah-mudahan minggu ini keluar dan hasilnya negatif,” jelasnya.

Jika hasil swabb tes mereka terpapar Covid-19 maka pihaknya secara otomatis akan menutup Puskesmas dan Rumah Sakit tersebut.

Kondisi ini, tentunya tidak diharapkan oleh semua pihak. Oleh karena itu, ia meminta pada masyarakat dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mengikuti anjuran pemerintah untuk diam di rumah.

Selain itu, ia meminta agar pasien yang berobat harus jujur ketika berhadapan dengan tenaga medis. Jangan sampai mereka terpapar, karena ketidakjujuran pasien.

Hal yang paling menakutkan apabila tenaga medis banyak yang terpapar, bagaimana kondisi pelayanan ke depannya.”Maka pelayananpun akan lumpuh. Dan ini yang harus kita waspadai bersama,” tegasnya.

Ia juga menegaskan agar PSBB di KBB berjalan sesuai harapan, maka perlu keterlibatan berbagai pihak. Hendaknya dilakukan penindakan tegas pada masyarakat yang melakukan pelanggaran.

Hingga saat ini, ia menilai penindakan terhadap pelaku pelanggaran belum maksimal.

“Apabila aparat terkait ada action untuk melakukan penindakan akan mendorong masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan,” harapnya.

Pihaknya sendiri berupaya semaksimal mungkin melakukan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dinkes KBB dalam pelayanan kesehatan mengandalkan tenaga medis di tiga RSUD yakni RSUD Cililin, Lembang dan Cikalongwetan, KBB memiliki 126 dokter umum, 432 perawat. Sedangkan tenaga medis di seluruh Puskesmas se-KBB terdapat 81 dokter umum dan 245 perawat. “Mereka inilah yang menjadi garda terdepan untuk memberikan pelayanan pada masyarakat,” ucapnya. ***


Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top