Cipatat

Catat…! Ini Program Aggota Dewan dari Nasdem Metti Melani

CIPATAT— Menampung aspirasi masyarakat untuk dijadikan programnya dalam wujud nyata pengabdian, itu yang selalu didengungkan perjuangan masa kampanye lalu, Metti Melani bersama tim SEHATI (Sahabat Metti).

“Makanya saya akan buat rumah aspirasi untuk masyarakat,” kata Metti Melani Anggota DPRD KBB dari Fraksi Nasdem kepada redaksi, Selasa (27/8/2019).

Rumah aspirasi itu buat memudahkan Metti untuk bertemu dengan masyarakat, mendengarkan keluhan masyarakat secara langsung. “Jadi masyarakat tidak usah cape-cape harus ke rumah. Rumah aspirasi itu dijadikan tempat buat berkeluh kesah. Namanya juga wakil rakyat, ya harus merakyat sederhana tetap rendah hati dan enggak bosen buat dengerin keluhan yang ada di masyarakat,” tuturnya.

Latar belakang Metti yang seorang seniman juga aktif di berbagai organisasi kepemudaan tergabung dalam KNPI dan Karangtaruna, memuluskan kariernya menjadi seorang politisi. Siapa yang tidak kenal dengan Meti? Gayanya yang gampang akrab di semua kalangan, menjadi namanya gampang diingat.

Jiwa sosialnya itulah, modal Metti yang sangat ingin dirinya bisa menempati Komisi IV membidangi masalah sosial di dalamnya menyangkut kepemudaan, olahraga, pendidikan, dan kesehatan juga lain sebagainya.

“Aspirasi saya ya soal sosial masyarakat menyangkut juga kepemudaan, kesehatan dan pendidikan. Itu menjadi alasan saya ingin duduk di komisi IV nanti,” sebutnya. Suportnya kepada program kepemudaan, pendidikan dan kesehatan, tak lain agar program Pemerintah Bandung Barat di bawah Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora), Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan bisa lebih “Lumpaaat” sesuai jargon pemerintahan Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan (Akur).

Di samping itu, yang menjadi sekala prioritas dirinya, ingin membantu pemerintah dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terutama masalah pendidikan dan kesehatan. “Dimana saya masih melihat pelayanan kesehatan di KBB masih memprihatinkan. Masih banyak masyarakat miskin yang seharusnya mendapatkan Jamkesda malah tidak dapat,” sebutnya.

Begitupun pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sarana pra sarananya masih sangat memprihatinkan. “Termasuk kesejahteraan gurunya belum layak mereka terima, dan yang terpenting saya bisa berbuat untuk masyarakat,” pungkasnya. ***

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top