Bandung Barat

Disdukcapil KBB Ajukan 75.000 Keping Blangko e-KTP

Kepala Dinas Disdukcapil KBB, Wahyu Diguna

BANDUNG BARAT – Rencana Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang akan segera mencetak tambahan blangko kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) untuk kebutuhan tahun depan direspons positif.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Wahyu Diguna mengatakan, adanya penambahan itu maka akan bisa menutupi kekurangan blangko e-KTP di daerah. “Kami sangat mendukung rencana Kemendagri itu sebab di daerah pun masih banyak yang kekurangan blangko,” katanya.

Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri sudah mulai menyiapkan blangko e-KTP sebanyak 11,4 juta keping untuk memenuhi kebutuhan tahun depan. Dengan jumlah tersebut, Dukcapil memperkirakan bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh daerah sampai akhir 2018.

Untuk di KBB, lanjut Wahyu, hasil pengadaan blangko e-KTP yang sudah dikirim pusat sebanyak 40.000 keping pada bulan Juni lalu. Saat ini hanya tinggal menyisakan sekitar 500 keping e-KTP saja. Sementara data print ready record (PRR) di pihaknya masih sangat banyak dimana jumlahnya mencapai sekitar 60.000 lebih.

Disdukcapil Bandung Barat sudah mengirim surat permohonan ke Dinas Kependudukan Catatan Sipil Provinsi Jabar untuk mengantisipasi kekurangan blanko e-KTP ini. Tahun ini pihaknya akan mengajukan sampai 75.000 keping blangko e-KTP untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bandung Barat yang belum memiliki e-KTP sebanyak 238.679 jiwa.

“Di Bandung Barat, masyarakat yang wajib memiliki e-KTP ada sebanyak 1.133.790 jiwa, sedangkan yang sudah memiliki ada 895.111 jiwa,” sebutnya.

Selain itu pemegang e-KTP pemula di Bandung Barat juga jumlahnya cukup banyak yakni mencapai 32.162 jiwa. Mereka secepatnya juga harus segera memegang e-KTP untuk kebutuhan Pilkada serentak 2018. Untuk mengoptimalkan agar pemegang e-KTP pemula ini semuanya terekam, Disdukcapil telah menerjunkan dua kendaraan keliling (daring).

“Bagi mereka yang sudah mencapai usia 17 tahun agar proaktif melakukan perekaman data karena kami langsung jemput bola datang ke SMA, SMK dan sederajat,” ujarnya. (wie)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top