RAGAM–Belum juga sirna Covid-19 yang menyerang manusia, muncul dan menyebar penyakit mulut dan kuku atau dikenal dengan PMK menyerang khewan.
Di wilayah KBB dari sejak bulan Mei 2022 tidak kurang dari 5.000 Khewan Sapi terkena penyakit menular ini. Penyebab PMK barasal dari virus ini berdampak pada berkurangnya bobot badan Khewan, produksi susu melorot tajam, dan kematian Khewan.
Sampai saat ini tercatat pada Dinas Perternakan KBB sebanyak 84 Khewan Sapi mati. Ibarat “jatuh ketimpa tangga” bagi peternak, di samping biaya perawatan kian membengkak, tumpuan harapan pada musim “panen”(Marema) tiap bulan Zulhijah (Idul Adha) sebagai musim kurban, sampai saat ini masih biasa2 saja,” ujar Pemerhati Pemerintahan dan Politik, Djamu Kertabudhi.
Berbeda dengan musim tahun yang lalu, kata Djamu, menurut penjelasan Disnakan KBB para peternak akibat PMK ini peternak telah merugi 8,5 miliar.
Kalau dilakukan secara sensus alias pemeriksaan setiap kandang diperkirakan kerugian akan lebih besar lagi. Upaya dari pihak Pemda KBB untuk mengatasi hal ini mendatangkan vaksin dosis pertama yang akan datang tidak lama lagi. Dosis pertama ini untuk mengurangi penyebaran virus PMK ini. Katanya vaksin sampai dengan dosis ketiga.
“Pertanyaannya, apakah vaksin ini diberikan kepada peternak secara cuma-cuma, atau menjadi beban peternak ?. Peribahasa apalagi jadinya apabila peternak harus membeli vaksin ini. Sudah jatuh ketimpa tangga ditambah apalagi,” tutur Djamu.
Kalau memang pengadaan vaksin ini harus berbayar, Djamu mengatakan, kiranya Pemda KBB perlu melakukan refocusing anggaran untuk memberikan subsidi kepada peternak ini. “Artinya biaya vaksin menjadi beban APBD, dan atau bantuan pihak propinsi,” pungkasnya. ***
