Ft ilustrasi internet
NGAMPRAH– Pimpinan Perusahaan Supplier, Amelaowati diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Jawa Barat, Jalan Amir Machmud, Kota Bandung, Kamis (12/11/2020).
Keterangan Amela sangat dibutuhkan KPK guna menyelidiki dugaan penyelewengan dana Covid-19 oleh Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Selain itu, Kepala Subbagian (Kasubag) Verifikasi Sekretariat DPRD KBB, Diane Yuliandri disebut-sebut ikut terlibat.
“Dalam pemeriksaan, kami minta saudari Amelowati membawa serta dokumen rekening koran atas nama anda atau toko/perusahaan yang dimiliki periode januari 2020 hingga sekarang,” tulis rilis KPK yang diterima redaksi, Senin (21/12/2020).
“Kami juga meminta bukti bayar pembelian sembako oleh Diane Yuliandri dan kawan-kawan termasuk catatan-catatan keuangan yang terkait,” imbuhnya kemudian.
Ketika hendak dimintai pendapat terkait pemanggilan Amelowati, Kasubag Verifikasi Sekretariat DPRD KBB, Diane Yuliandri dan Kepala Bagian (Kabag) Hukum Setda KBB, Asep Sudiro belum memberikan respon lantaran pesan singkat dan telepon seperti yang dihubungi BandungKita.id tidak ditanggapi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan dari yang bersangkutan. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) KBB Heri Pratomo pun belum memberikan keterangan mengenai kasus ini. Padahal, Dinas Sosial adalah salah satu penerima kucuran anggaran Covid-19 paling besar selain Dinas Kesehatan.
Diberitakan sebelumnya, Bupati KBB Aa Umbara Sutisna dan Kadinsos KBB Heri Pratomo diperiksa KPK. Pasalnya, keterangan Umbara sangat dibutuhkan guna menyelidiki dugaan kasus korupsi yang diproses Lembaga Antirasuah.
Meski begitu, KPK belum mau mengungkapkan terkait kasus yang menjerat Aa Umbara dan Heri Pratomo. Pasalnya, saat ini kasus itu masih dalam proses penyelidikan.
“Karena masih proses penyelidikan, kami belum bisa menyampaikan lebih lanjut mengenai kegiatan dimaksud. Perkembangannya nanti kami akan informasikan lebih lanjut,”
kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri. ***
