Artikel

FENOMENA BARU BANDUNG BARAT BERKAH

RONI DAHRONI (Deklarator FORMASI JUARA KBB)

SEBELUMNYA saya sampaikan bahwa saya sangat mendukung pada setiap niat baik dan langkah positif yang ditempuh oleh siapapun, termasuk Plt. Bupati Bandung Barat. Tetapi ada kalanya niat baik yang dimplementasikan dengan cara yang kurang/tidak baik, biasanya akan mengundang polemik.

Akhir-akhir ini, netizen KBB disuguhi tampilnya istilah baru yang ditulis mengisi caption postingan akun media sosial Instagram Plt. Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, serta akun media sosial instagram Humas KBB. Tentu hal ini memancing reaksi yang beragam mengingat sebelumnya ada dua kata yang sudah melekat dalam perjalanan Pemerintahan KBB baik yang berupa akronim Visi daerah maupun yang hanya berstatus sebagai Jargon daerah.

Reaksi yang muncul ini tentu saja dilatarbelakangi beberapa hal, antara lain setidaknya ada 2 (dua) yakni status Bupati Bandung Barat (non-aktif) Aa Umbara Sutisna, S.IP dan status Wakil Bupati Hengki Kurniawan yang saat ini diberi mandar oleh MENDAGRI via Gubernur Jawa Barat untuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt. Bupati).

Dua hal tersebut belakangan ini sering menjadi pemicu lahirnya suguhan-suguhan kebijakan dan wacana di publik yang seakan menampilkan telah hadirnya sosok Pemeran Pengganti dari seorang Pemeran Utama yang sebelumnya menjadi tokoh sentral dalam sebuah lakon.

Mengapa saya sebut demikian? Karena sampai sejauh ini, saya belum memperoleh bukti adanya perubahan signifikan dari gelagat penggantian pemeran ini, melainkan masih berorama pencitraan belaka (semoga saya keliru, sebab pencitraan itu pun penting bagi sesorang pejabat politik/publik).

Jika kata “serampangan” terlalu jelek untuk saya pilih, maka saya memilih istilah “minim referensi” yang berakibat pada mudahnya muncul polemik dari adanya keputusan atau wacana yang dikeluarkan oleh seorang tokoh (termasuk saya pribadi).

Padahal, jika mau lebih sukarela dan fair untuk menyadari bahwa secara politik, di lingkaran Tim Pemenangan AKUR (termasuk jajaran elit Partai Politik koalisi pengusung/pendukung) masih banyak tokoh yang bisa dijadikan rujukan pertimbangan dalam mengolah isu dan kebijakan, yang selama ini, bisa jadi, belum dipakai oleh Bupati (non-aktif) Aa Umbara Sutisna, S.IP.

Karena setahu saya, jargon “LUMPAAAT” pun dulu sepertinya hadir tanpa melibatkan (mohon koreksi saya jika keliru) tokoh-tokoh utama yang meracik Visi Misi AKUR, didalamnya ada ‘Alim ‘Ulama, Tokoh Masyarakat, serta Tokoh Muda Intelektual yang kapasitas ke-Bandung Barat-annya sangat mumpuni.

Jauh dari itu semua, justru saya lebih tertarik jika Plt. Bupati “meneruskan” upaya yang lebih terukur dan nyata terlaksana dalam mewujudkan visi “AKUR” serta jargon “LUMPAAAT” yang akhir-akhir ini turut dicibir karena adanya proses penanganan tindak pidana korupsi melibatkan orang nomor satu KBB sebagai pemeran utama visi dan jargon daerah tersebut.

It will be more attractive! Alih-alih mengikuti arus polemik yang agak sedikit nyinyir, saya lebih berkepentingan untuk terus membersamai pasangan AKUR ini hingga tuntas dalam wujud apresiasi, kritik, serta solusi.

Sebab secara pribadi, saya merasa memiliki tanggungjawab moral pada ikhtiar pegawalan AKUR hingga tuntas periode kepemimpinannya.

Bahkan, terlepas dari apa yang saya celotehkan sebelumnya, tetap saja saya percaya bahwa kata-kata adalah do’a. “BANDUNG BARAT BERKAH” adalah do’a agar kelak hadir dan bertambahnya terus kebaikan-kebaikan di KBB yang kita cintai ini.

Akhirnya, saya selalu mendo’akan agar Plt. Bupati senantiasa diberi kesehatan serta keistiqomahan dalam meneruskan perjuangan terwujudnya visi Bandung Barar “AKUR” khususnya, dan terwujudnya cita-cita pemekaran KBB dari Kabupaten Bandung umumnya.

Ingatlah! Bahwa jabatan pemimpin politik/publik tidak serta merta meyulap seseorang menjadi cerdas/cerdik/pintar, tapi kecerdasan/kecerdikan/kepintaran hendaknya bisa menghantarkan seseorang menjadi pemimpin politik/publik.

Tetaplah humble serta akomodatif pada nasehat orang lain, terutama para ‘Alim ‘Ulama dan kaum intelektual KBB yang saya yakini akan sangat bersedia ketika diajak lalu dimintai pendapatnya tentang bagaimana membawa KBB ke arah yang lebih baik guna menghantarkannya pada cita-cita para pendiri KBB sebagaimana yang dideklarasikan pada tanggal 30 Maret 2003 silam.

Didalam FORMASI JUARA KBB pun saya BERsama KAnda Helmi dan BERsama KAnda Holid, BERKAH!!! Heheheheh… Wallahu a’lam bishshowab. ***

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top