PADALARANG- Aktivis Bandung Barat yang tergabung dalam ormas, LSM dan wartawan bereaksi ketika dituding pengusaha yang tengah mengerjakan proyek di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kerap melakukan ‘pemalakan’. “Itu tidak benar, kami tidak pernah melakukan itu,” tegas Koordinator aktivis gabungan Ormas, LSM, dan Wartawan Bandung Barat, Yana Suryana, Rabu (18/10/2017).
Yana malah menuding, sejumlah proyek besar di Bandung Barat banyak dikuasai pengusaha dari luar Bandung Barat. “Justru itu yang kami sesalkan kenapa dikuasai oleh pengusaha dari luar Bandung Barat,” tuturnya.
Ketersinggungan itu, aktivis gabungan akan melaporkan pengusaha ke pihak berwajib yang telah memberikan keterangan atas aduan itu kepada media massa. “Itu pencemaran nama baik kami akan laporkan pengusaha ke pihak berwajib tentang pernyataannya tersebut,” katanya. Bahkan Yana menyayangkan pernyataan dari Bupati Bandung Barat. “Karangtaurna, masyarakat punya hak dan seharusnya dilindungi bukan pengusahanya,” sebutnya. Pihaknya pun meminta LPSE sebagai lembaga lelang bisa transparasi saat lelang sejumlah proyek. “Saya menduga banyak permainan di LPSE Bandung Barat sebaiknya ditiadakan saja LPSE,” pintanya.
Sebelumnya, kerap menerima pengaduan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum LSM/ormas, wartawan, karang taruna, dan warga sekitar kepada pelaksana pembangunan insfrastruktur jalan, Bupati Bandung Barat Abubakar meninjau langsung perbaikan jalan Cisomang-Cipada di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.
“Saya kerap menerima laporan dari beberapa pelaksana proyek katanya ada tekanan dari masyarakat dengan dalih tidak melibatkan warga sekitar dan meminta sejumlah uang, setelah di cek ke lapangan pelaksana telah menempuh prosedur dengan baik termasuk menjalin koordinasi dengan warga sekitar bahkan ada warga terlibat langsung dalam pengerjaan,” ungkap Abubakar. (wie)