CIMAHI- Suhendar (35), seorang pedagang daging ayam potong di Pasar Antri Kota Cimahi, mengeluhkan tingginya harga beli telur dan ayam dari peternak dan distributor. Akibatnya, harga jual komoditas tersebut juga melonjak drastis.
Menurut Suhendar, harga jual telur naik signifikan sejak dua minggu terakhir. Semula harga Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu perkilogram. Daging ayam potong juga mengalami kenaikan dari harga normal Rp 28 ribu perkilogram, menjadi Rp 33 ribu sampai Rp 35 ribu perkilogram.
Kenaikan itu mulai terjadi sejak dua pekan terakhir. Ia juga tak tahu kenapa peternak dan distributor menjual ayam dan telur lebih mahal dari biasanya.
“Kalau harga telur naik sedikit sudah biasa, tapi ini naiknya cukup drastis sampai Rp 5 ribu perkilogram, karena harga normalnya Rp 20 ribu perkilogram. Daging ayam juga mau kita jual Rp 35 ribu pembeli gak mau, paling dijual Rp 33 ribu perkilogram. Padahal normalnya bisa Rp 28 ribu,” ujar Suhendar ditemui di Pasar Antri, Jalan Sriwijaya Raya, Kamis (14/12/2017).
Tak hanya berimbas pada pembeli langsung yang datang ke pasar. Harga jual komoditas tersebut tentunya akan lebih mahal ketika dijual di warung-warung.
“Harga telur di warung itu sekarang perkilogram sampai Rp 26 ribu, sedangkan ayam potong dijual seharga Rp 37 ribu sampai Rp 38 ribu. Jadi kasihan juga ke pembeli,” imbuhnya.
Suhendar mengungkapkan ia tidak mengerti alasan yang mendasari kenaikan harga tersebut. Sebab dari pengakuan para peternak dan distributor, mereka mengalami gagal panen dan permintaan yang melonjak.
“Saya tidak bisa bilang kalau ada permainan harga, tapi tidak ada yang tidak mungkin. Karena saya cek ke peternak, stok ayam melimpah, telur juga sama. Permintaan sampai sekarang masih normal, kalaupun meningkat itu hanya seharu sebelum natal dan malam tahun barunya saja, tapi setelahnya ya biasa lagi,” ungkapnya.
Kenaikan harga yang terbilang drastis itu, diakui oleh Suhendar, justru menguntungkap peternak dan distributor, namun merugikan penjual di pasar dan mencekik pembeli.
“Kalau saya mau ambil untung banyak, kasihan pembeli. Akhirnya terpaksa paling ngambil untung Rp 1000 sampai Rp 2000, itu juga mikir-mikir. Harapannya ya pemerintah bisa menstabilkan harga, biar semuanya untung,” paparnya. (mon)
Copyright secured by Digiprove