foto istimewa
Alfan balita penderita Hidrosefalus Hambali warga Kp. Pasar Lama RT 05/01 Desa Sukamulya, Kec. Cipongkor, KBB hingga saat ini belum tersentuh medis.
CIPONGKOR–Bayi itu kini sudah berusia lima tahun. Namun tak kebanyakan anak normal, Alfan hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. Sesekali anak , Bapak Hambali warga Kp. Pasar Lama RT 05/01 Desa Sukamulya, Kec. Cipongkor, KBB menangis. Alfan merasa lapar. Sang ibu menyuapinya dengan makan alakadarnya di kampung lapuk pauk tahu dan tempe.
Maklum saja, Hambali, 37, sang ayah hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Untuk makan saja pas-pasan apalagi mengobati putra tercintanya yang menderita Hidrosefalus (kepala-air) sejak lahir.
Kepala Alfan terlihat terus membesar, sehingga hanya terlihat saja wajah munggilnya itu. “Kasian dari tadi belum makan,” kata Hambali terlihat tatapan matanya yang kosong ditemui tim ragam belum lama ini.
Hambali menuturkan, jika anaknya itu tidak nafsu makan belakangan ini. Jika merasa lapar hanya bisa menangis. “Mau bagaimana lagi buat makan saja pas-pasan, boro-boro untuk berobat,” tuturnya.
Nasib Alfan benar-benar tragis. Balita ini belum sama sekali tertangani medis. “Pernah berobat ke rumah sakit tapi enggak diterima, karena saya tidak ada biaya,” kata Hambali sembari meneteskan air matanya . Dia hanya berharap sentuhan dermawan yang mau membiayai pengobatan putra kesayangannya itu.
Indri, Sekretaris Forum Komunikasi Peduli Rakyat mengatakan, dirinya sudah sekuat tenaga untuk mencari dermawan agar bisa membiayai pengobatan untuk kesembuhan Alfan. Namun katanya, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui Dinas Sosial hanya menengok dan memberikan bantuan alakadarnya. “Kami yang mengajukan saat itu ke dinsos, ya itu hanya sekadar menengok saja. Mudah-mudahan bupati sekarang bisa memberikan kebijakan untuk pengobatan Alfan melalui dinas terkait,” tandasnya. (***)
Copyright secured by Digiprove 
