Bupati bersama tim DLH KBB saat peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Kantor Pemda KBB, Jumat (19/2/2020). ft dok ragam daerah
NGAMPRAH— Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mewajibkan seluruh anak buahnya untuk membersihkan kantor dinasnya masing-masing. Kebijakan berlaku seminggu dua kali setiap Senin dan Jumat. “Kita akan rapatkan kembali dengan kepala dinas,” ujar Bupati saat inspeksi mendadak ke setiap ruangan di tiap dinas pada Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPN) tingkat KBB, Jumat (19/2/2020).
Selain mengerahkan pasukan kebersihan, juga mewajibakan setiap dinas hingga kecamatan dan desa untuk membersihkan lingkungannya masing-masing.
Bupati bersama rombongan pun keliling ke setiap dinas. Satu per satu ruangan dinas pelayanan, termasuk fasilitas wc di cek. “Beberapa bulan ini kantor terlihat kotor. kalau kantor ini bersih kerja kita juga kan nyaman,” kata Bupati.
Bupati mengakui, kebersihan kantor berbeda setahun lalu, saat dirinya sering menggelar sidak. Berbeda dengan kondisi saat ini, bupati terkejut melihat beberapa ruangan terlihat kotor. “Bisa dilihat hal yang kecil-kecil seperti tempat sampah terlihat kotor,” katanya.
Sementara itu, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ditandai dengan pemberian rompi dan cangkul oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Anugrah kepada bupati.
DLH pun menurunkan 300 personel petugas kebersihan yang disebar hingga kecamatan, desa hingga RT dan RW. Anugrah mengatakan, jika sampah bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku yang mempunyai nilai ekonomis. “Jadi jangan dibuang percuma. Namun bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku yang bisa mempunyai nilai ekonomis bagi masyarakat,” katanya.
Pegiat lingkungan dari Komunitas Bandung Utara (Kabut), ikut andil dalam kesempatan itu.
Dani Jatnika Pegiat Lingkungan Komunitas Bandung Utara sukses dengan memanfaatkan sampah menjadi nilai yang ekonomis. Terbukti, selama empat bulan ini, tidak membuang sampah ke TPA Sarimukti. Namun sampah warga dikumpulkan dan dikelola dengan baik.
“Sampah organik kita olah jadi pupuk. Namun yang an organik kita pilah lagi yang bisa dijual kita jual dan yang tidak kita bakar menggubakan mesin sampah,” katanya.
Penghasilan dari sampah itu, komunitas tersebut dipakai untuk kegiatan sosial juga untuk santunan kepada kaum duafa dan yatim piatu. ****
