NGAMPRAH- Direktur Utama BUMD Bandung Barat PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat (PMgS)
Edi Muklas angkat bicara terkait keluhan pelanggan atas pelayanan air bersih PT PMgs. “Sedang kami telusuri, dimana letak permasalahannya. Kemungkinan ada kebocoran illegal water tapping. Sebab agak ganjil jika terjadi kekurangan air di saat musim hujan begini,” ujar Edi, Selasa (7/11/2017).
Edi mengatakan, jumlah pelanggan PT PMgs sebanyak 3037 dengan debit air 50 liter/detik mampu melayani untuk 5000 pelanggan wilayah pelayanan di Kecamatan Ngamprah dan Cisarua.
“Kami tidak membeda-bedakan pelayanan kepada masayarakat perumahan maupun non perumahan. Jika ada permasalahan dari sumber air maka semua pelanggan juga mengalami gangguan yang sama,” terangnya.
Sementara itu, pelanggan air bersih di dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan pelayanan air bersih dari PT Perdana Multi Guna Sarana (PMgS) Bandung Barat.
Pasokan air dari perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkab Bandung Barat ini sudah seminggu terakhir tersendat.
Warga yang terdampak seperti di Kampung Cilengkrang, Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, masing-masing di RW 7,9, dan 11. Serta di Kampung Cipalih, Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah. Akibatnya warga terpaksa harus membeli air dari pedagang keliling untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
“Sudah ada seminggu terakhir pasokan air ke rumah tersendat, bahkan kadang tidak ngocor sama sekali,” kata salah seorang warga Kampung Cilengkrang, Desa Pasirhalang, Freni Mulya (36), Selasa (7/11/2017). (wie)
MPE
26 Agustus 2019 - 12:24 at 12:24
udeh ada solusinya kah? minta kepastianya aja, 3bulan hanya 1x keluar . itupun sama petugas lapanganya baru bisa.