RAGAM DAERAH– Jatuh bangun dalam usaha pernah dirasakan Caleg Golkar, Ahmad Sholeh. Pun begitu ketika Ahmad Sholeh mencoba peruntungan di dunia politik.
Pemilu 2019 lalu, Ahmad Sholeh harus terpuruk kendati mendapat suara terbanyak. Partai tunggangannya, Hanura tak mampu menghantarkan dirinya menjadi legislator di parlemen.
Kendati begitu, Ahmad Sholeh tak patah arang. Dia bangkit kembali, dengan hasil cukup menggembirakan diangka 9.688 suara pemilu 2024 ini.
Ahmad Sholeh pun menceritakan pengalaman hidupnya, dari mulai menjadi pengusaha hingga menjadi politikus ketika di temui wartawan Ragam Daerah di rumahnya.
Dia ternyata seorang peternak ayam boiler yang penghasilnya hingga miliaran rupiah.
Usahanya itu diawali dengan bisnis kembang herbras dengan rekenan di Cihedeng Lembang, namun usahanya tidak berlangsung lama alias gulung tikar. “Ketika mau berbunga mati habis uang modal Rp600 juta,” katanya.
Tak putus asa, Ahmad Sholeh bangkit mencoba menanam cabai kriting dengan modal Rp100 juta. “Gagal lagi cabainya pada mati,” ungkapnya.
Gagal dari bisnis itu, Ahmad Sholeh mencoba menjadi peternak sapi. Tapi itu tidak jadi karena perputaran uang yang lambat. Akhirnya, Ahmad Sholeh memilih menjadi peternak ayam boiler setelah mendapat informasi dari temannya asal Sumedang yang sudah sukses. “Berangkat saya ke Sumedang untuk belajar manajemennya dengan kandang ayam yang mewah,” katanya.
Singkat cerita, Ahmad Sholeh akhirnya bermitra dengan perusahaan Popan peternak ayam terbesar se Asia Tenggara asal Thailand. “Saya tertarik lantas mempersiapkan lahan untuk membuat kandang dengan ukuran 120 meter per segi dua lantai untuk kapasitas 50 ribu ekor ayam DOC,” katanya.
Dari DOC hingga ayam pedaging siap panen sekitar 1,5 bulan sampai dua bulan. “Semua hasil panen ditarik ama Popan karena dari mulai obat, pakan dikirim ama Popan. Jad kalau saya hanya sekadar jasa,” katanya.
Penghasilan dari pembesaran ayam boiler, Ahmad Sholeh bisa mendapat keuatungan Rp1 miliar jika pengurusan bagus satu kali panen 1,5 bulan. “Sekarang sedang jelek jarang dikontrol sekandang paling Rp100 hingga Rp150 juta satu kali panen,” ungkapnya.
Di balik bisnis yang menjanjikan itu, ternyata Ahmad Sholeh pernah merugi hingga Rp3 miliar karena ayamnya banyak yang mati terserang virus. “Pernah rugi dua kali Rp3 miliar harus bayar ke Popan akibat banyak yang mati ayamnya, ya namanya juga usaha pasti ada risikonya,” ungkapnya.
Bisnisnya tidak hanya itu, Ahmad Sholeh juga ternyata mempunyai sorum jual beli mobil bekas di Darangdan Purwakarta. “Namun saat ini tutup sementara karena saya sedang fokus ke politik,” ungkapnya.
Ahmad Sohleh juga berbisnis perlatan rumah tangga seperti, panci, wajan dan lain yang mengambil dari produsen Bima di Ciroyom. “Peralatan masak paling murah Rp750 ribu hingga Rp2 juta yang dipasarkan melalui sales, dan kita ditarget penjualan produksi dari Bima minimal 300 unit prodak harus terjual per bulannya,” ungkapnya.
Ahmad Sholeh pun melalukan subsidi silang dari usaha yang digelutinya agar usahanya tersebut bisa terus berjalan. “Kalau saya mengandalkan satu usaha sudah pasti bangkrut,” ungkapnya.
Berkat keuletannya dari pernah hidup di jalanan, Ahmad Sholeh bisa sukses bahkan bisa menyokolahkan anaknya di kedokteran Maranatha. **