RAGAM DAERAH– Momen pilkada serentak 2024 menjadi momen penting dalam negara demokrasi. Setiap hak pilih yang diberikan oleh masyarakat bisa menjadi kekuatan untuk membentuk dan mengubah masa depan negara.
“Maka dari itu pembangunan dan kesejahteraan serta kemajuan bisa dimulai dari momen pilkada ini,” ujar Wakil Ketua DPC PKB KBB, Sandi Supyandi kepada awak media, Rabu 5 Juni 2024.
Sikap apatis politik, kata Sandi, dapat berakibat kurangnya partisipasi dalam proses pilkada yang berimbas pada lemahnya pondasi demokrasi. “Maka hal itu harus di hindari.Hak pilih kita bukan sebagai gagasan pribadi tetapi sebagai gagasan kelompok dari nilai dan identitas negara,” ungkap Caleg DPRD KBB terpilih ini.
Soal itu, tambah Sandi, masyarakat tidak boleh membiarkan ketidak pahaman politik dalam diri hingga dimanipulasi. Sebagai masyarakat yang bijaksana disisi harus menyalurkan partisipasi politiknya di sisi lain harus ikut dalam proses diskusi politik untuk mengetahui calon pemimpim yang ada, danmenentukannya sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
“Masyarakat Bandung Barat mempunyai tugas yang sangat berat dalam memilih calon pemimpin yang sesuai kriteria, karena dilihat dari historinya kepemimpinan Bandung Barat sudah dua kali seorang pucuk pimpinan yang nasib karir politiknya su’ulkhatimah (berakhir dengan keadaan buruk),” sebutnya.
Pada 2 januari 2007 Kabupaten Bandung Barat telah lahir, resminya pada tahun yang sama di tanggal 19 juni 2007. Diawal
kepemimpinannya Bandung Barat sudah mendapakan kasus korupsi pada pemimpinnya. Bahkan dalam keaadan pandemi Covid-19masyarakat dikejutkan dengan berita korupsi juga pada pemimpin
daerah.
“Ini benar-benar menyedihkan pada kondisi masyarakat yang sedang terpuruk pandemic, seorang pucuk pimpinan malah melakukan hal yang ironis, sungguh jauh dari pemimpin yang ideal. Kegiatan politik yang seharusnya mengedepankan sisi kemanusiaan tidak ada dalam diri pemimpin Bandung Barat. ***
