NGAMPRAH– Kepastian dari program beasiswa 50 mahasiswa PGMI UIN SGD Bandung masih belum jelas. Apakah diberhentikan atau akan dibuatkan solusi oleh Pemda Bandung Barat ? Hal itu membuat penerima maupun keluarganya program beasiswa PGMI kebingungan.
Bagaimana tidak, mereka masih berharap untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan perkuliahan. “Dicutikannya selama 1 tahun adalah hal yang sangat melelahkan karena terus menerus disuruh untuk bersabar menunggu keputusan pasti dari beasiswa ini,” kata Hilma salah satu penerima program beasiswa, Selasa (22/2/2022).
Adanya beasiswa ini menjadi harapan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. “Saya bersama orangtua merasa kecewa sekaligus kaget. Mama sama Bapak dari awal emang gak bisa ngebiayain kamu buat kuliah” ucap Fitri Kania dalam wawancara.
“Waktu pertama kali dapet beasiswa mama seneng dapet berita beasiswa gratis sampai lulus S1 (Sarjana), tapi kenyataannya ga sesuai ekspektasi” tambah Fitri.
Menurut beberapa orangtua dari mahasiswa penerima beasiswa ini mengagap program beasiswa ini sangat membantu bagi kalangan kurang mampu dalam segi ekonomi. “Untuk melanjutkan pendidikan anak kami tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan itu bukan hal yang mudah, karena bagi kami untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pun sudah sulit” ucap Heni orang tua dari salah satu penerima beasiswa ini.
“Saat ini kebanggan serta apresiasi kami terhadap program ini berubah menjadi kekecewaan, karena pada kenyataannya program ini tidak dirancang dengan baik” tambahnya.
Ketidakjelasan beasiswa ini menjadi pertanyaan untuk Heni, kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah jajaran birokrasi Pemda KBB tidak mencari solusi? Kenapa diberhentikannya program ini tidak dibicarakan langsung dengan para mahasiswa dan orang tua?
Selain itu, KEMBARA turut hadir dalam pengawalan masalah beasiswa ini dan juga para korban. “Sejauh ini para mahasiswa terus di dampingi oleh KEMBARA sekaligus menerima aduan dari para orang tua korban supaya aspirasi mereka bisa tersampaikan kepada publik khususnya kepala daerah KBB agar segera menuntaskan persoalan ini secepat mungkin” Ucap Nasrulloh Al-Fikri selaku Sekjend KEMBARA.
Ketua Umum KEMBARA Deni menginginkan Plt Bupati KBB untuk segera menuntaskan kasus ini dengan duduk bersama pihak UIN dan juga para mahasiswa yang menjadi korban dari beasiswa ini. “Skema baru Pak Plt Bupati apapun modelnya dalam penuntasan kasus ini harus disampaikan secara langsung kepada 50 penerima beasiswa PGMI agar duduk bersama, karena perlu diingat bahwa mereka memiliki orangtua yang berharap harap cemas atas status yang menimpa para anaknya.
“Terus apabila mau ada kebijakan baru alangkah baiknya disosialisasikan terlebih dahulu kepada korban mahasiswa, terima audiensi lalu dengarkan mereka. Pak Plt Bupati sebagai pemangku kebijakan tertinggi di daerah perlu hadir dan solutif serta mengusu tuntas seluruh akar persoalan bukan hanya bicara dimedia ” tutup Deni. ***
