Jawa Barat

Keputusan DPP GOlkar untuk Pilgub Jawa Barat Tepat

oleh

Rendra Wibawa Setiawan
(Ketua HIMAKOSGORO Jawa Barat / Alumni Pengurus HMI Cabang Bandung 2012-2013 / Alumni Pengurus BADKO HMI Jawa Barat 2014)

BURSA kandidat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 kembali memanas. Pekan lalu DPD Partai Gerindra Jawa Barat (Jabar) menarik dukungannya kepada pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. Semetara itu, pada hari Jumat (22/9) beredar surat DPP Partai Golkar yang menetapkan Ridwan Kamil (RK) dan Daniel Muttaqien Syafiuddin sebagai pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Daniel mendapat dukungan dari Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) tepatnya setelah pidato RK di Unisma Bekasi yang secara implisit membutuhkan pasangan dari Pantura untuk mendongkrak elektabilitasnya di pesisir utara Jawa Barat. Ombak pun semakin kencang menerjang Partai berlambang beringin itu. Pasalnya, kandidat yang muncul dan nampak selama ini dari Golkar adalah Dedi Mulyadi, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Jabar. Berlabuhnya keputusan DPP Golkar untuk mengusung Ridwan Kamil dan bukan kadernya sendiri tentu membuat atmosfer politik Jabar semakin seru dan hidup, ditambah munculnya riak dan sinyal PDIP untuk Dedi tentunya bisa menjadi babak baru yang menarik dalam konstelasi pilgub Jabar kali ini.

Duet Maut Priangan-Pantura

“Siapakah Daniel?” Daniel adalah anak dari Bupati Indramayu yang menjabat selama dua periode (2000-2010) Irianto MS Syafiuddin atau yang akrab disapa Yance. Saat ini ia menjabat sebagai Anggota komisi V DPR periode 2014-2019 dengan mendulang 91.958 suara di Dapil Jawa Barat VIII, Daniel merintis karir usahanya melalui PT. Fajar Cahaya Pantura dan saat ini menjabat sebagai komisaris di PT Cimanuk Cemerlang Televisi (CCTV), sebuah saluran televisi lokal di Indramayu.
Sedangkan dalam organisasi kepemudaan, pria kelahiran Indramayu 30 September 1981 ini aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan menjadi ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila Indramayu periode 2005-2007. Ia juga pernah menjabat sebagai pengurus Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan saat ini menjadi salah satu dewan penasihat organisasi sayap partai Golkar tersebut.
Keluarga Kang Yance memang menguasai kantong-kantong suara di Indramayu, bahkan ibunda Daniel sekaligus istri Kang Yance, Ibu Anna Sophanah, dua kali terpilih menjadi Bupati Indramayu (kini masih menjabat). Walaupun pengaruhnya sejauh ini sangat terbatas di Indramayu saja, dan belum meluas ke kawasan-kawasan Pantura atau di kawasan yang beririsan dengan Indramayu, dengan menggandeng Daniel sebenarnya telah berkuranglah beban Emil dalam merapihkan basis masa di Pantura.
Perkawinan Emil-Daniel memang dinilai sebagai perkawinan yang tepat secara kalkulasi politik, egosentris pantura yang sulit manggung dipentas Jabar 1 juga bisa tertuntaskan, Daniel dianggap sebagai tokoh muda yang layak dan mampu bersanding dengan Emil, ditambah ketokohan dan klaimnya sebagai “wakil golongan muda” duet maut priangan dan pantura ini bisa membuat kalap kandidat lain.

Tanggung Jawab Dan Peluang Untuk Emil-Daniel

Hitungan statistik menyimpulkan, Indonesia akan menghadapi masa puncak bonus demografi pada 2028. Pada masa itu, jumlah penduduk usia produktif mencapai 70 persen. Melimpahnya usia produktif ini bisa menjadi kabar baik karena akan membantu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Kabar buruknya, jumlah usia yang produktif itu juga berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan segudang permasalahannya. Ini jika pemerintah tidak bisa mempersiapkannya dengan baik.
Membincang demografi berarti membincang dependency ratio atau rasio ketegantungan antara usia produktif dan tak produktif. Pada masa puncak bonus demografi, rasio ketergantungan diprediksi mencapai titik terendah yakni 44 orang tak produktif ditanggung oleh 100 orang usia produktif atau 44 persen.
Meningkatnya angka usia produktif hingga 70% saat puncak bonus demografi memang sangat menguntungkan dari sisi pembangunan. Tingginya jumlah usia produktif tentu saja bakal mendorong pertumbuhan ekonomi. “Sepertiga dari pertumbuhan ekonomi itu disumbang oleh bonus demografi,” kata Razali Ritonga, mantan Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, seperti dilansir dalam bps.go.id.
Sebagai daerah penyangga ibu kota Negara, Jawa Barat mempunyai tingkat bonus demografi tertinggi dibandingkan dengan berbagai provinsi lainnya. Saat ini bonus demografi Jawa Barat berada pada rasio 100 berbanding 49. Berbeda dengan prediksi berbagai penelitian, era bonus demografi di Jawa Barat akan mencapai puncaknya dalam waktu yang lebih cepat, di tahun 2030 mendatang.
Keberhasilan pemanfaatan bonus demografi di Jawa Barat akan sangat besar daya ungkitnya bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui Jawa Barat, Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan berupa naiknya produk domestik bruto (PDB) seperti yang dirasakan Korea Selatan dan Singapura yang sukses memanfaatkan bonus demografinya.
Jatuhnya keputusan DPP Partai Golkar untuk Emil-Daniel tidak lain adalah jawaban sekaligus harapan bagi Jawa Barat dan Pemudanya untuk bersama-sama menangkap peluang dari bonus demografi itu sendiri, data statistik menunjukkan penduduk Jawa Barat dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yakni penduduk dengan usia 15 tahun atau lebih yang terlibat dalam pasar kerja atau mencari kerja pada februari 2016 mencapai 34,42 juta orang dari total jumlah penduduk Jabar sebesar 46,50 juta jiwa. Hal ini berarti skala usia produktif dan nonproduktif di Jawa Barat berkisar 1:3. Dengan kata lain, Jawa Barat saat ini tengah menikmati bonus demografi dengan persentase usia 15-65 tahun sebesar 74.03 persen .
Dengan demikian, diusungnya Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien oleh DPP Partai Golkar merupakan pilihan yang tepat sekaligus representasi dari demografi Jawa Barat. Figur Kang Emil begitu dikenal di Masyarakat Jawa Barat dan sangat akrab bagi warga kota Bandung, wajar saja jika elektabilitasnya begitu meroket diberbagai survey, pun dengan Bung Daniel di masyarakat pantai utara Jawa Barat. Dua sosok ini dapat menjadi social investment terbaik untuk meraih kemenangan Golkar di Pilgub Jabar 2018. (*)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top