CIMAHI – Sebanyak 300 ekor sapi yang dikelola 95 peternak di Kota Cimahi, mampu meningkatkan produksi susu sapi perah dan berbagai olahan lain.
Para peternak sapi perah yang berada di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi itu, mampu meningkatkan produksi susu sapi perah sampai 200 persen sejak lima tahun kebelakang.
Hasil perahan yang kemudian diolah dapat mengahasilkan susu murni, kefir, yoghurt, kerupuk susu, karamel, dodol susu, comring susu, dan sabun susu.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian, Mita Mustikasari, mengatakan, meningkatnya produksi susu sapi di Cimahi, diiringi pula oleh meningkatnya kesadaran para petani untuk senantiasa menjaga stabilitas dan kualitas susu. Sehingga sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi.
Sebelumnya, di Cimahi dalam satu hari, tiap peternak hanya mampu menghasilkan 6 liter air susu per ekor. Saat ini para peternak mampu menghasilkan rata rata 15 liter per ekornya.
“Tentunya itu pencapaian yang baik. Harus dipertahankan bahkan, ditingkatkan,” kata Mita, usai kegiatan ‘Milk Festival Cipageran’, Selasa (5/12/2017).
Untuk menjaga kestabilan hingga kualitas poduksi susu, lanjut dia, pihaknya akan bekerja sama dengan para peternak sapi perah di Cimahi. Terlebih, bisa meningkatkan ekonomi lokal.
“Meningkatnya produksi, tentunya perekonomian masyarakat pun akan meningkat,” ujarnya.
Menurutnya, sejak dirintis beberapa tahun lalu, perkembangan produk susu di Cimahi bisa dibilang cepat terlebih, olahan produk dari susu sapi, seperti sabun susu dan kripik susu pasarannya sampai ke luar negeri.
“Ini merupakan hasil yang bisa dibanggakan oleh masyarakat Cimahi,” tuturnya.
Salah seorang peternak sapi perah yang ada di Sentra Susu Cipageran (SSC) Kota Cimahi, Tarmilah (55), mengatakan, semenjak aktif di SSC, ia tidak hanya menyumbang hasil susu sapi perahannya. Namun, ia mampu mengembangkan hingga memproduksi varian olahan susu menjadi sabun susu.
“Itu tidak terlepas dari hasil produksi susu sapi yang terus meningkat,” ungkapnya.
Sebelum ada peningkatan hasil produksi susu sapi, lanjut dia, hasil olahannya (sabun susu) itu hanya mampu untuk memproduksi sebanyak 200 produk sabun berbahan dasar susu dalam jangka satu bulan. Akan tetapi, saat ini mencapai sebanyak 1500 buah sabun susu bahkan lebih. Dan itu sebagian ada yang dikirim ke Negeri Sakura Jepang.
“Pesanan bisa sampai 2.000 kalau hasil susunya sedang melimpah. kalau ngirim ke jepang tergantung pesanan,” katanya.
Dengan usahanya tersebut, otomatis sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diraih per bulannya.
“Sekarang allhamdulilah bisa dapat sampai Rp 2 juta per bulannya, tadinya cuma Rp 500 ribu,” tuturnya. (mon)