Ragam Terkini

PATRI dan PPSI Usulkan Kampung Budaya di KBB

RAGAM DAERAH– Aksi pendekar pencak silat cukup apik dalam memperagakan gerakan silat. Pendekar silat itu memperlihatkan aksinya dalam acara Pagelaran Seni dan Budaya Kabupaten Bandung Barat di Padepokan Ciungwanara Desa Paku Haji, Kecamatan Ngamprah, KBB, Rabu 16 November 2022.

Acara yang dihelat PATRI KBB, tak hanya penampilan para pesilat, namun ada juga pagelaran seni tari jaipong dan juga wayang golek.

Pupuhu pencak silat hadir dalam kegiatan tersebut yakni, Ketua DPD Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI), DR Masri Ers Marjuki, Pupuhu Padepokan Ciungwanara H. Rukmansyah atau akrab disapa Abah Dalang, dan para DPC PPSI se-KBB.

Sementara perwakilan dari aparatur pemerintahan hadir, perwakilan dari Disparbud Jawa Barat Pamong Budaya Museum, Romulo, Kabid Budaya Disparbud KBB Usup Suherman, dan Camat Ngamprah Agnes Virganty, Kapolsek Padalarang, dan Kades Pakuhaji Heni Wartini.

Pupuhu Padepokan Ciungwanara selaku penyelenggara kegiatan, Abah Dalang berharap, ke depan, selain PPSI harus bersatu memajukan seni dan budaya pencak silat, juga padepokannya bisa dijadikan kampung budaya sebagai salah satu destinasi wisata.

Ketua DPD PPSI KBB, Masri Ers Mardjuki mengatakan, jika Padepokan Ciungwanara Paku Haji asuhan Jajang Nurjaman, tempatnya sangat cocok dijadikan padepokan budaya dengan kontur alamnya untuk mewadahi para seniman di KBB. “Saya sangat mendukung Pemda KBB maupun Jawa Barat menjadikan Padepokan Cingwanara sebagai Kampung seni budaya,” kata Masri.

Kabid Budaya Disparbud KBB, Usup Suherman berterima kasih PATRI telah konsisten dalam memajukan seni budaya khususnya di KBB. Pihaknya pun mendukung dengan gagasan kampung budaya yang disampaikan Pupuhu PATRI.

Nada yang sama disampaikan Camat Ngamprah, Agnes Virgantiny. Pihaknya selaku aparatur di kecamatan sangat mendukung Padepokan Ciungwanara menjadi padepokan seni budaya ke depannya.

Sementara itu, Pamong Budaya Museum Disparbud Jawa Barat, Romulo menyampaikan, indeks pembangunan kebudayaan di Jawa Barat masih di bawah standar nasional 51, 90. Sementara di Jawa Barat 50, 78.

Hal itu tentunya akibat pandemi COVID-19 yang berimbas kepada pemangkasan anggaran untuk mempromosikan memajukan seni dan budaya. Pihaknya berharap, tahun 2023 indeks tersebut bisa tercapai.

Acara tersebut ditutup dengan pemukulan gong oleh perwakilan Disparbud Jawa Barat juga disaksikan oleh para inohong. ***

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top