
SUKSES: Ulus Pirmawan petani asal Desa Suntenjaya Lembang, KBB peraih penghargaan dari organisasi pangan dunia (FAO).
LEMBANG- Ulus Pirmawan, seorang petani asal Desa Suntenjaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengusulkan agar pupuk bersubsidi dicabut dan diganti dengan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak karena dinilai lebih ramah lingkungan.
Ulus menganggap, pupuk bersubsidi banyak mengandung bahan atau zat kimia yang secara jangka panjang, lahan pertanian bisa menjadi tandus dan merusak kesehatan orang yang mengkonsumsi sayuran.
“Kita menyerukan ke pemerintah agar menyetop pupuk subsidi yang mengandung zat kimia. Kenapa ? Karena kita harus bertani yang berbudaya, yang ramah lingkungan untuk menghasilkan komoditas pertanian yang aman dikonsumsi,” katanya, Rabu (8/11/2017).
Peraih penghargaan dari organisasi pangan dunia (FAO) di Bangkok ini berharap, subsidi pupuk bagi petani diganti dengan hewan kambing, setiap petani diberikan jatah sebanyak 5 ekor kambing.
“Dari kotorannya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, kalau lahan pertanian diberi pupuk kandang, tanahnya bisa lebih subur. Bisa jadi nilai tambah yang luar biasa karena petani tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk beli pupuk. Uangnya bisa dimanfaatkan untuk membeli keperluan lainnya, swasembada daging juga dapat tercapai,” bebernya.
Dia menyatakan, dengan pertanian yang lebih ramah lingkungan akan bisa mewarisi lahan pertanian yang lebih subur, kepentingannya bukan untuk sesaat tapi untuk seterusnya.
Menurut dia, penggunaan pupuk kandang juga bisa menangkal penyakit tanaman di saat musim hujan. Sejauh ini, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Pangupay yang dikelolanya sudah mengaplikasikan pupuk jenis ini sehingga penggunaan pestisida sedikit demi sedikit dapat dikurangi.
“Salah satu solusi agar tanaman tidak mudah terserang hama saat musim hujan ialah dengan mengurangi penggunaan pestisida pada tanaman. Makanya dari sekarang kita harus berpindah menggunakan pupuk dari kotoran ternak yang lebih ramah lingkungan,” tuturnya. (dev)
