Politik

Polemik Beasiswa UIN, KEMBARA Balas Komentar Hengky

NGAMPRAH– Polemik bantuan beasiswa untuk 50 mahasiswa UIN SGD Bandung terus bergulir. Koordinator Mahasiswa KEMBARA, Toyib Farhan kembali menanggapi statement Plt Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan terkait bantuan beasiswa tersebut.

“Ini tidak sesuai dengan realitanya, karena pada kenyataannya mahasiswa sudah tiga kali mengirimkan surat audiensi kepada Pak Plt Bupati KBB tapi tidak ada respon,” ujarnya Jumat (18/2/2022).

Di samping itu, kata Toyib, pertemuan dengan mahasiswa sebenarnya bukan pertemuan formal, tetapi ada salah satu mahasiswa yang mengikuti program yang digulirkan Plt Bupati Bandung Barat ‘Milenial Rescue Indonesia’ yang sedang mengadakan pertemuan.

“Mahasiswa mengajukan pertanyaan dil uar konteks pembahasan dalam forum tersebut, jadi pertemuan itu bukan forum antara mahasiswa penerima beasiswa dengan Hengky,” katanya.

Farhan salah seorang Mahasiswa KEMBARA ikut menanggapi terkait polemik tersebut. Menurutnya, pernyataan Hengky sangat memukul perasaan mahasiswa penerima beasiswa..

Bagaimana tidak, setelah hampir 1 tahun ditelantarkan tanpa adanya kejelasan. “Setelah upaya panjang yang dilakukan oleh kami, baik melalui jalur institusional maupun non-institusional yang masih tidak membuahkan hasil karena tidak kooperatifnya jajaran birokrasi pemda,” katanya.

Soal keputusan sepihak program diberhentikan, lanjutnya, salah satu upayanya saat audiensi dengan pihak kampus. “Kami mendapat sebuah statement bahwa meskipun dicutikan karena adanya beberapa problem, problem ini akan diselesaikan hingga tuntas dan mahasiswa dipastikan bisa melanjutkan perkuliahan. Statement ini kami dapatkan dari Wadek 2 pada saat audiensi sesuai dengan perkataan bupati KBB dengan kelengkapan undang-undangnya akan diselesaikan,” ungkapnya.

Soal beasiswa itu dikabarkan untuk mahasiswa hafidz Al-Qur’an awalnya
Farhan mengatakan, pogram itu dibuat oleh Pemda KBB yang ditujukkan untuk meningkatkan kualitas guru MI di KBB dengan persyaratan yaitu, warga asli KBB, memiliki SKTM dan bersedia tinggal di asrama.

“Di sini mahasiswa dituntut untuk bisa memberikan prestasi dan itu sudah dibuktikan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga dituntut untuk memakmurkan masjid KBB dan menghapal al-qur’an sebanyak 3-5 juz selama tinggal di asrama,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum KEMBARA, Deni Permana meminta agar Hengky mampu melihat secara menyeluruh dan tidak menyederhanakan masalah.

“Sebagai pimpinan daerah ketika ada masalah harus menghadirkan solusi dan temen-teman mahasiswa mengajukan audien sampai hari ini tidak direspon,” tuturnya

Soal itu juga, katanya, pemda terkesan enggan duduk bersama untuk menyelesaikan problem yang ada khususnya dengan seluruh penerima beasiswa ini.

“Jangan sampai pendidikan dari 50 mahasiswa ini digantung begitu saja dan Pemda cuci tangan adanya , tanpa memberikan klarifikasi secara formal kepada seluruh penerima beasiswa tersebut. Kami meminta kepada PLT untuk duduk bersama semua mahasiswa yang menjadi korban bukan sebatas 1 orang saja dan diberikan solusi terbaik bagi pendidikan mereka kedepannya, juga jika memang ada oknum, kami meminta diusut tuntas karena telah menyebabkan kacaunya beasiswa ini,” pungkasnya. ***

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

To Top