LEMBANG-Bukan tanpa hambatan, SDN Pancasila Lembang menjadi sekolah rujukan standar nasional. Kepala Sekolah SDN Pancasila, Yeti Herawati mengatakan, salah satu faktor hambatan adalah kurangnya fasilitas bangunan SD yang kurang memadai.
Selain itu juga, SDN Pancasila hanya terdapat 13 guru yang statusnya masih honorer. “Kita masih di atas 30 siswa dalam satu ruang kelas, idealnya adalah 28 siswa. Tapi tahun ini baru kelas satu yang sudah memenuhi ideal tersebut,” ujarnya di Lembang, Sabtu (30/9/2017).
Selain itu, kata Yeti, tidaklah mudah menaikan predikat SDN standar rujukan nasional.
Prestasi akademik siswanya pun, harus rata-rata di atas siswa dari sekolah dasar yang lain. “Tentunya ini menjadi motivasi kami untuk meningkatkan mutu pendidikan,” sebutnya.
Saat ini, SDN Pancasila Lembang pun tengah mengikuti visitasi lomba budaya mutu tingkat nasional yang penilaiannya dilakukan Direktorat Jendral (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Tahap pertama dari penilain itu, SDN Pancasila mengirimkan dokumen portofolio lomba budaya mutu sekolah dasar sebanyak 30 persen, juga penilain seluruh aspek kegiatan ekstrakurikuler, kelengkapan dari perpustakaan sekolah, serta manajemen berbasis sekolah lengkap sarana dan prasarannya. “Grand final nanti rencananya diselenggarakan di Yogyakarta, soal menang, Insya Allah karena pada 2014 lalu kami bisa juara budaya multi ekstrakurikuler yang diselenggarakan di Surabaya,” sebut Yeti penuh optimis.
Seperti diketahui, sekolah dasar rujukan adalah satuan pendidikan di tingkat sekolah dasar yang memiliki keunggulan akademik dan non akademik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan sehingga menjadi tolak ukur (benchmark) bagi sekolah-sekolah di sekitarnya.
Pengembangan sekolah dasar rujukan (SD Rujukan) mengarah kepada terselenggaranya layanan pendidikan dasar yang berkualitas melalui pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). SD Rujukan diharapkan menjadi rujukan atau contoh bagi sekolah lain dalam pengembangan pengetahuan dan pelaksanaan praktik-praktik yang baik (best practices).(wie)