Pariwisata

Sentil Pemprov Jabar, Masyarakat Ciburuy Gelar ‘Ngalokat Cai’

PADALARANG– Masyarakat Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar upacara adat ‘Ngalokat Cai’ di tengah proyek revitalisasi Situ Ciburuy, Rabu (1/6/2022).

Upacara adat kali ini digelar dengan maksud untuk menyentil Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang sebelumnya menggusur ruang seni berupa Bale Pinton di kawasan Situ Ciburuy.

Bale Pinton di Situ Ciburuy biasa digunakan oleh para seniman dan budayawan untuk latihan dan menggelar pertunjukkan seni dan budaya.

Ruang itu kemudian tergerus oleh proyek revitalisasi objek wisata Ciburuy yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sejak 2019 lalu.

“Kami kembali menggelar upacara adat di Situ Ciburuy agar Pemerintah bisa melihat bahwa kami kelompok seniman dan budayawan itu ada dan konsisten menjaga alam Ciburuy,” ujar Abah Nanu, seorang budayawan yang memimpin upacara adat.

Uacara adat kali ini bukanlah upacara adat biasa, menurutnya upacara tersebut digagas penuh konsep dan makna yang tersirat di setiap pertunjukkannya.

“Jika pemerintah hanya memikirkan estetika saja, kami budayawan dan konsep selalu mengkolaborasikan pertunjukkan seni dan konsistensi menjaga kelestarian alam,” kata Nanu.

Upacara ‘Ngalokat Cai’ ini diawali dengan doa dan beberapa ritual khusus yang dipimpin oleh Abah Nanu. Selesai doa, seniman tari dan tabuhan musik khas sunda disambut tepuk tangan ratusan warga yang menyaksikan.

Dalam upacara itu juga terdapat ‘perkawinan’ air dari beberapa titik mata air yang berada di wilayah Bandung Barat.

Sedikitnya ada 7 mata air yang ‘dikawinkan’ dalam satu gentong, mata air Gua Pawon, Gunung Halimun, Tarengtong, Cikubang, Cisereuh, Cidadap dan Angkrong.

“7 mata air ini sebagai makna bahwa Situ Ciburuy itu hidup dan menghidupi ekosistem sekitar. Air ini bermakna kesucian, maka kesucian air Situ Ciburuy pun musti dijaga,” ucap Abah.

Selain ‘kawin cai,’ masyarakat juga melepas liarkan beberapa ikan sebagai pesan bahwa kehiduoan bawah air di Situ Ciburuy harus dijaga dan hiduo lestari. Begitupun penanaman pohon di bibir danau bermakna sebagai penjaga kadar air di kawasan tersebut.

“Semua pertunjukan ini memiliki pesan tentang konservasi alam. Kami sebagai manusia adalah makhluk hidup sama seperti pohon dan ikan yang juga bergantung pada air,” ujar Abah.

Upacara adat itu kemudian ditutup dengan pertunjukan pencak silat dengan bertarung di atas danau. Tampak dua seniman pencak silat unjuk gigi bertarung di atas permukaan air.

“Dengan digelarnya upacara ini, kami dari seniman menuntut agar pemerimtah membangun kembali ruangvseni kami yakni Bale Pinton,” kata Abah Nanu. ***

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

To Top