CILILIN-Endang Nurajijah, 15, siswi MTS terpadu Al-Huda Cililin, nyawanya tidak tertolong ketika berenang di kolam renang Cililin Indah Kampung Sukatani RT 01/05 Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Diketahui, kolam renang itu milik anggota DPRD KBB dari Fraksi Hanura, Teddy Heryadi.
Peristiwa nahas tersebut terjadi Rabu (4/10/2017) pukul 09.00. Berdasarkan laporan dari Polsek Cililin, saat itu, Endang warga Kampung Leuwinutug Rt. 01 Rw. 04 Desa Batulayang Kec. Cililin, KBB berenang bersama teman-temanya.
Pihak sekolah MTS Terpadu Al-Huda Cililin memang tengah melaksanakan ujian tengah semester (UTS) mata pelajaran olahraga praktik renang di kolam renang Cililin Indah sebanyak 101 pelajar.
Ketika di lokasi kolam renang, para pelajar tersebut bermain di kolam renang sambil menunggu dipanggil untuk dites renang oleh guru pembimbingnya.
Tiba-tiba, ada 7 orang pelajar yang tenggelam, 6 pelajar tertolong, dan 1 pelajar tidak sadarkan diri. Yang kemudian 1 pelajar yang tidak sadarkan diri tersebut di bawa ke RSUD Cililin oleh guru pembimbingnya namun sudah terlambat, nyawanya tidak tertolong.
Saksi mata saat itu, Agus Supriatna guru pembimbing Al-Huda warga Kp. Cibadak Rt. 06 Rw. 18 Desa Taman Jaya Kec. Gununghalu KBB, Muhamad Rifki
guru pembimbing Al-Huda warga Kp. Cimareme Rt. 01 Rw. 09 Desa Cibodas Kec. Kutawaringin Kab. Bandung, dan Supriatna guru pembimbing Al-Huda
warga Kp. Ciempok Rt. 04 Rw. 05 Desa Karang Anyar Kec. Cililin KBB.
Pemilik Kolam renang Cililin Indah, Teddy Heryadi mengatakan, sudah meminta pihak sekolah untuk mendampingi para siswa saat berenang. “Karena sudah ada pembimbing, penjaga kolam renang santai aja sambil ngopi,” katanya kepada redaksi.
Sekretaris Komisi III DPRD KBB ini menduga, korban tidak pemanasan terlebih dahulu, sehingga mengalami keram perut. “Datangnya memang terlalu pagi pukul 08.00, dan saya akui, anak-anak (penjaga kolam renang, red) kurang respon seharusnya langsung dibawa ke rumah sakit saat itu juga,” tuturnya.
Kejadian itu, kata Teddy, baru kali pertama terjadi di kolam renangnya sejak 14 tahun silam. “Korban sudah dimakamkan, dan saya bersama pihak sekolah saling intropeksi saja atas kejadian ini tidak saling menyalahkan,” ungkapnya.
Pihak keluarga pun, sebut Teddy, menerima kejadian itu dengan iklas. “Malah ketika saya tanya bagaimana proses hukumnya, pihak keluarga sudah rido menganggap kejadian ini musibah,” tuturnya.
Pihak kekuarga pun menerima atas kejadian itu dengan surat pernyataan di atas materai yang disaksikan pihak Desa Cililin dan aparat dari Polsek Cililin. “Tahlil nanti saya datang, dan saya berikan santunan juga untuk keluarga korban,” tandasnya. (wie)