Ragam Terkini

Tes Akhir Modul Analisis Keotentikan Hadits

149
Created on By Rahmat Hidayat

TES AKHIR MODUL ANALISIS KEOTENTIKAN HADITS

Jika jawaban anda 100%, itu bukan berarti jawaban anda benar, tapi jawaban anda sama dengan saya! begitu sebaliknya

1 / 12

Meneliti nama para rawi yang tercantum dalam skema sanad. Langkah ini dilakukan dengan mencari nama, nisbat, kunyah, dan laqob setiap rawi dalam kitab-kitab rijalul hadis, seperti kitab Tahdzib At-Tahdzib

2 / 12

Kitab ini disusun oleh Imam Jalaludin Abdurrohman As-Suyuthi (w.91H). Kitab kamus hadis ini memuat hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab himpunan hadis yang disusun oleh As-Suyuthi juga, yakni Jam'ul jawami.

3 / 12

Menurut bahasa, tahammul berarti, kecuali

4 / 12

Tindakan seorang guru yang memberitahukan kepada muridnya bahwa kitab atau hadis ini adalah riwayat darinya atau dari yang dia dengar, tanpa disertai dengan pemberian ijazah untuk menyampaikannya disebut

5 / 12

Suatu sifat yang melekat dalam jiwa seorang perawi, yang mendorong rawi untuk bertaqwa dan memelihara harga diri (muru'ah) sehingga menjauhi segala dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil disebut

6 / 12

Ilmu jarh wa ta'dil merupakan ilmu yang membahas tentang

7 / 12

Sekalipun islam melarang mebicarakan atau menebarkan aib seseorang tetapi Tradisi Jarh wa Ta'dil bagi orang muslim hukumnya

8 / 12

Berikut yang tidak termasuk kegunaan jarh wa ta'dil adalah

9 / 12

Diduga keras sanadnya terputus, misalnya menda'wa perawi, mentadliskan atau mengirsalkan suatu hadis, merupakan salah satu penyebab seorang rawi mendapatkan jarh wa ta'dil yaitu

10 / 12

Shaduq, Ma'mun (dipercaya), mahalluhu ash-shidq (ia tempatnya kejujuran), atau laa ba’sa bihi (tidak mengapa dengannya). Khusus untuk Ibnu Ma'in kalimat laa ba'sabihi adalah tsiqah (Ibnu Ma'in dikenal sebagai ahli hadis yang mutasyaddid, sehingga lafadh yang biasa saja bila ia ucapkan sudah cukup untuk menunjukkan ketsiqahan perawi tersebut). Contoh di atas menggambarkan adanya ke-adaan dan kepercayaan tanpa adanya isyarat akan kekuatan hafalan dan ketelitian, hal ini merupakan at'ta'dil

11 / 12

Tingkatan yang menunjukkan adanya kelemahan seperti layyinul-hadits (lemah hadisnya), atau fihi maqaal (dirinya diperbincangkan), atau fihi dlo'fun (padanya ada kelemahan) merupaon tingkatan al-jarh

12 / 12

Perhatikan pernyataan berikut:

  1. Jujur
  2. Taqwa
  3. Wara’
  4. Pribadi periwayat yang dikritiknya
  5. Adat istiadat yang berlaku (al-urf)
  6. Sebab-sebab keutaan dan ketercelaan periwayat

Yang termasuk persyaratan seorang kritikus hadis yang berkenan dengan penguaan pengetahuan yang mendalam ditunjukan oleh nomor

Your score is

The average score is 50%

0%

Ads RagamDaerah
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

To Top