SOREANG-Para pengelola pemandian air panas Ciwalini maupun pedagang yang ada di objek wisata wilayah PTPN VIII Rancabali diminta tidak cemas akan kehilangan mata pencaharian, menyusul diberlakukannya sistem tiket elektronik (e-ticketing) oleh Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar) PTPN VIII, baru-baru ini.
Sistem e-ticketing tersebut hanyalah bagian dari penataan sekaligus upaya peningkatan pelayanan objek wisata Ciwalini sebagai kawasan wisata zaman now.
“Dengan system e-tikcketing ini muaranya diharapkan berimbas kepada peningkatan pendapatan, termasuk pendapatan para pedagang dan pengelola wisata di tempat itu. Dengan demikian Puskopar PTPN VIII tidak tersirat pemikiran mengusir apalagi mem-PHK karyawan yang ada sekarang,” kata Sekretaris Perusahaan PTPN VIII Rancabali, Dian Hadiana Arief di Kopo Square, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1/18)
Dian menjelaskan, bahwa Puskopkar PTPN VIII sebagai pengelola pemandian air panas Walini memang tengah bekerjasama dengan CV. Graha Tunggal untuk menerapkan sistem e-ticketing yang sebelumnya masih konvensional (tiket sobek manual), diubah menggunakan sistem Smart Card Berbasis IT/online.
Menurutnya, penerapan e-ticketing di unit usaha agrowisata Puskopkar PTPN VIII ini untuk menghadapi perkembangan bisnis yang makin modern. Apalagi, objek wisata disekitarnya sudah duluan menerapakan e-Ticketing.
“Tujuan penerapan e-Ticketing ini untuk mempermudah dalam pengelolaan tempat wisata dalam monitoring data pengunjung serta pelaporan keuangan yang sistematis,” sebutnya.
Selain memberi kemudahan bagi pengelola bisnis, kata Dian, integrasi sistem e-ticketing juga memberi kenyamanan bagi pengunjung karena dapat diintegrasikan untuk fungsi lainnya dalam satu lokasi wisata.
“Jadi kerjasama dengan pihak pengelola e-ticketing ini hanya sebatas pengelolaan alat saja. Itu pun mereka punya kewajiban mengajarkan pengoperasian alat tersebut kepada karyawan kami. Kemudian soal pembagian keuntungannya, mereka hanya berhak mendapatkan bagian setelah target pendapatan kami tercapai, lebihnya baru untuk mereka. Tapi kalau target kami tak tercapai, yah mereka juga enggak dapat apa apa,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Puskopkar PTPN VIII Rancabali, Heri Hermawan
menyebut kemungkinan penambahan wahana baru di area objek kunjungan. Di samping itu terpikirkan penataan ke depan, katanya, para pedagang yang ada sekarang ditempatkan di kios-kios yang baru agar lebih representatif
Mengenai rencana pengembangan objek wisata ini, lanjut Heri, memang sangat dimungkinkan terjadi. Karena pihaknya bertujuan untuk meningkatkan daya tarik tempat ini agar bisa bersaing dengan berbagai objek wisata yang ada disekitarnya.
Selain itu, selama ini keberadaan objek wisata Ciwalini dikenal sebagai objek wisata dengan segmentasi menengah kebawah. Pihaknya ada rencana pengembangan usaha dengan menyasar wisatawan segmen menengah keatas.
“Akan kami benahi, agar tidak kumuh dan lebih menarik pengunjung dari berbagai segmen. Untuk pembenahan itu, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng investor, karena kami sendiri tidak punya dana yang besar kalau dilakukan sendirian,” tandasnya. (fen)

