Yakub Anwar Lewi, S.IP
Dewan Redaksi ragam.co
MENYIMAK hasil jajak pendapat yang di release Kompas beberala hari lalu, banyak makna yg disampaikan oleh angka- angka itu. Pertama, potret parpol saat ini adalah lunturnya trust dari masyarakat para pemilihnya.
Melihat rendahnya angka-angka itu memberikan signal bahwa masyarakat tdk hanya menurun kepercayaannya saja tetapi juga kepuasannya terhadap performanc dan sikap keberpihakan parpol terhadap isu strategi.
Kedua, memang faktanya di negara-negara berkembang , partai politik itu selalu merosot setelah memegang kekuasaan namun tidak demikian halnya dengan presiden yang mereka dukung, artinya bisa berlawanan.
Ketiga, angka-angka/persentase itu memberikan sinyal bahwa
“the ruling party” sudaj mulai berubah fokus atensi minatnya. Dari konsolidasi organisasi berubah menjadi konsolidasi kepentingan melanggengkan kekuasaan saat ini dan lima tahun berikutnya.
Keempat, konsolidasi struktural tergantikan oleh konsolidasi ful fill
kentingan pribadi pribadi elites partai. Kelima, konsolidasi struktur partai dikalahkan oleh konsolidasi mengumpulkan ‘logistics’ kepentingan partai namun banyak didominasi oleh kepentingan pribadi para elites.
Keenam, persepsi yang salah bahwa untuk kemenangan ‘take it for granfed’
dengan cara copy paste dari strategi kemenangan pemilu yang lalu. Ketujuh, yang di kedepankan saat ini adalah konsolidasi amunisi pemilu.
Kedelapan, angka- angka hasil jajak pendapat itu sedemikian menyolok, bisa bermakna bahwa masyarakat memang kesel terhadao sikap parpol yang tudak pro rakyat terhadap isu menyangkut rakyat kecil, serta masyarakat menjadi benci menyaksikan individu-individu parpol yang demonstratif mengumpulkan pundi- pundi pribadinya dengan cara yang tidak benar.
Apa yang perlu dilakukan parpol-parpol mempunyai privillage luar biasa di sisstem demokrasi rasa terlalu liberal ini? Bagi parpol, terutama yang berada di pusaran kekuasaan/the rulling party harus segera merubah sikap mulai melakukan berbagai upaya bagaimana menaruh kembali partai didalam hati pikirin setiap pemilih serta masyarakat pada umumnya.
Hilangkan penyakit kooptasi kekuasaan di internal partai oleh segelintir elites, yang akan berdampak adanya psychological conflict latent yang berbahaya ini disaksikan oleh maayarakat.
Segeralah mengajak semua element kembali kedalam partai sebagai rumah bersama. Status keberadaan partai saat ini dipusaran kekuasaan harus dipahami bahwa itu hasil bersama terutama para caleg yang telah menyumbang suara even only a single vote apalagi telah membawa puluhan ribu.
Karena kalau satu, sepuluh, seratus, seribu, puluhan ribu tidak ada maka tidak akan partai partai itu pada posisinya saat ini, suara-suara itulah yang membawa partai ini menikmati apa yang sedang dinikmati saat ini. Karenanya merangkul terserak menyembuhkan terluka, mengembalikan yang menagis menjadi tertawa, serta menghentikan kesewenang- wenangan akan mengembalikan kepafa partai. Masyarakat yakin terhafap partai yang mampu mengelola internalnya dengan baik bijak. Selain itu parpol harus konsisten memperjuangkan secara nyata apa visi yg menjadi slogan tag line-nya sehingga masyarakat akan bersimpati tertarik bergabung.
Diatas kesemuanya itu, partai membutuhkan adanya pemimpin-atrue leader yang menerapkan leadership yang kuat, bukannya ownership. Mari bung rebut kembali hati masyarajat. Benar adanya bahwa partai-partai politik perlu melakukan restorasi, perubahan di dalamnya, agar bisa membawa kejayaan bangsa (**)
Copyright secured by Digiprove