Cimahi

Waspada.!!! Gempa Sesar Lembang Guncang Cimahi 6,8 Skala Richter

CIMAHI–Mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, memerlukan kesiapsiagaan yang ditopang manajemen ataupun pengorganisasian yang baik, melalui dukungan dan kerja nyata dari semua komponen masyarakat. Hal tersebut kunci keberhasilan dalam mengantisipasi ataupun saat timbulnya bencana.

Demikian disampaikan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna, dalam sambutannya diacara Sosialisasi Mitigasi Gerakan Tanah Tingkat Kota Cimahi 2020, Aula Kantor Kecamatan Cimahi Selatan, Kamis (19/11/2020).

“Untuk mengetahui kapan bencana alam akan terjadi itu kan sulit yah. Yang namanya bencana alam itu kan dapat terjadi secara tiba-tiba di mana pun dan kapan pun. Oleh karena itu, penting dilakukan mitigasi bencana baik secara struktural maupun non struktural, sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana,” ujar Ajay.

Orang nomor satu di Kota Cimahi ini menuturkan, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2019, Kota Cimahi dengan skor 120 berada pada kelas risiko skala kerawanan sedang. Tingkat risiko ini dapat meningkat, apabila kondisi klimatologi, topografi dan geohidrologi dipengaruhi cuaca ekstrim, serta penggunaan lahan dan pengembangan wilayah yang tidak berpihak pada pengurangan risiko bencana di wilayah Kota Cimahi.

Menurut Ajay, ada beberapa potensi bencana yang bisa terjadi setiap saat untuk wilayah Kota Cimahi, yaitu bencana banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, pergerakan tanah, kekeringan, dan bencana alam lainnya.

Disamping itu, perlu juga diwaspadai mengenai keberadaan struktur sesar Lembang yang turut mencakup wilayah Kota Cimahi, dimana menurut kajian para ahli dari LIPI maupun Pusat Studi Gempa Nasional berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo maksimum mencapai 6,8 skala richter.

“Jadi Cimahi ini memang termasuk cukup rawan bencana, meskipun status kerawanannya itu sedang. Makanya langkah kongkret Pemkot Cimahi dalam kaitan dengan upaya mitigasi bencana menjadi sangat penting agar nantinya kita sudah siap manakala bencana alam benar-benar datang,” terangnya.

Ajay berharap, kegiatan sosialisasi mitigasi bencana tersebut dapat menjadi momentum bagi semua stakeholders dan/atau komponen masyarakat lainnya, untuk terus menjalin kerjasama, komunikasi, dan koordinasi yang baik dalam penyelenggaraan dan penanggulangan bencana di Kota Cimahi.

Di samping itu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menjadi medium penguatan kelembagaan melalui sinergitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, sekaligus menjadi landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana sehingga masyarakat Kota Cimahi dapat hidup dan bekerja dengan tenang dan aman.

“Selain kesigapan aparatur terkait kebencanaan, ketangguhan masyarakat secara mandiri dalam penanggulangan bencana menjadi yang pertama dalam setiap upaya penanggulangan bencana,” pungkas Ajay.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Camat Cimahi Selatan, perwakilan unsur Forkopimda, PMI, Dan APINDO Kota Cimahi, serta para narasumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, dan Peneliti Kelompok Keilmuan Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). (Bidang IKPS). ***

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top