Cipongkor

Irigasi di Desa Citalem Kerap Jebol, Musim Hujan Sawah Tetap Kekeringan

 


ist
Pembangunan irigasi asal-asalan menyebabkan sawah di Desa Citalem, Kecamatan Cipingkor, Kab. Bandung Barat sering kekeringan walaupun musim hujan.

CIPONGKOR–Irigasi Citalem merupakan saluran air yang terbuat dari tumpukan tanah setinggi 5-6 meter membentang di atas pesawahan antara Kampung Pamoyanan dan Kampung Pasirgerendung mengairi pesawahan hingga ribuan hektare di daerah Desa Citalem, Kecamatan Cipingkor, Kab. Bandung Barat. Irigasi itu juga warisan zaman Belanda sumbernya dari Bendungan Dawuan Desa Cijenuk.
Masyarakat yang berkepentingan dengan irigasi ini seringkali dibuat jengkel karena sering jebol (urug). Beberapa hari ke belakang, ketika hujan turun, terjadi jebol di tiga titik, padahal baru saja diperbaiki oleh proyek Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan dana yang tidak sedikit.
Masyakat pada umumnya dan khususnya para petani yang sangat berkepentingan terhadap irigasi ini, benar-benar menjerit. “Air sama sekali tidak mengalir, padahal saat ini sedang musim hujan, akibatnya ribuah hektare sawah pun kekeringan,” ujar Ketua RW 07 Desa Citalem, H. Mu’min, Selasa (13/11/2018).
Menurut salah satu tokoh setempat Syihabudin Haidar mengatakan ada beberapa penyebab seringnya jebol atau urug antara lain perilaku sebagian warga di daerah hulu seringkali kurang disiplin, mereka membuang segala macam sampah sembarangan, sehingga saluran menjadi kotor dan tersumbat, sampah pun menumpuk di sana-sini.
Selaian itu, gradien atau kemiringan irigasi sebelah luar semakin curam, hal ini akibat terus-menerus tiap kali musim tanam padi tergerus oleh petani sawah yang rapat ke dinding irigasi.
“Maaf saja kami warga harus bicara fakta apa adanya, diantara penyebab adalah pelaksana pengerjaan proyek asal-asalan, tidak sesuai spesifikasi teknis, belum lagi bahan material yang tidak memenuhi standar,” katanya.
“Kami warga berharap kepada pemerintah agar memperhatikan kembali irigasi ini, dan diperbaiki dengan penanganan yang serius, disertai pengawasan yang ketat, bahkan kalau bisa melibatkan tokoh dan warga setempat,” tambahnya. (***)

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top