Ngamprah

LKNU & Dinkes Komitmen KBB Bebas Tuberkolosis

 

 

foto istimewa
Muhammad Alzibilla selaku Koordinator SSR LKNU Kabupaten Bandung Barat berdiskusi di acara launcing program tuberkolosis (TB-LKNU) di Aula Desa Cimareme.

PADALARANG- Lembaga Kesahatan Najdatul Ulama (LKNU) Kabupaten Bandung Barat (KBB) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan KBB melauncing program tuberkolosis (TB-LKNU). Tujuannya dalam rangka upaya menuju eliminasi tuberkolusis berbasis masyarakat yang didukung Global Fund di Aula Desa Cimareme, Kabupaten Bandung Barat pada Senin (20/08/2018).

Sekretaris Pimpinan Cabang NU (PCNU) Kabupaten Bandung Barat, H.Yusuf Sugiana menegaskan, LKNU KBB terus berkomitmen membebaskan Bandung Barat dari penyakit tubercolosis (TB). Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di pembukaan Pertemuan Stakeholder dan Launcing Program TB LKNU. “PCNU KBB melalui LKNU dengan segala kekuatan yang dimiliki baik dari segi sumber daya manusia akan terus berjihad untuk memerangi penyakit TBC,” katanya.

Acara dibuka oleh Kepala Bidang P2P drg. Neni Noviani, M.Kes. Dalam sambutannya Neni mengatakab, data Dinkes KBB, kasus terduga TB tahun 2017 di KBB sebanyak 55,6%. “Sedangkan tahun 2018 sampai dengan triwulan dua ini sebanyak 21,4% dari target 100%,” katanya.
Sedangkan angka keberhasilan dilihat dari data yang sembuh dan pengobatan lengkap berbanding dengan suluruh pasien di semua kasus TB pada tahun 2017 sebanyak 91,4% melebihi target yang ditetapkan sebesar 90% dan tahun 2018 s/d TW 2 sebanyak 54,6%. Sesuai dengan Permenkes No. 43/Tahun 2016 tentang standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk TB dilihat dari pasien yang tercatat dan diobati sebanyak 96,60% dit ahun 2017, dan sampai dengan triwulan 201i sebanyak 35,4% dari yang telah di targetkan. “Dengan adanya Kerjasama program dari LKNU diharapkan bisa membantu kami mengeliminasi TBC di KBB,” pungkasnya.

Wasor Program TB Dinkes KBB, Sri Wulan Yuniati, S.Kep, M.H.Kes, menambahkan, TB resisten saat ini hasil dari pendataan dari tahun 2013-2017 sebanyak 70 orang, sembuh 20 orang, meninggal 10 orang, masih dalam pengobatan 23 orang yang belum terlacak 3 orang. “Sedangkan yang tidak mau minum obat 3 orang, dan pindah sebanyak satu orang. Sedangkan ditahun 2018 sampai dengan Agustus, total pasien resisten sebanyak 14 orang, sembuh 4 orang dan masih dalam pengobatan 10 orang,” jelasnya.

Muhammad Alzibilla selaku Koordinator SSR LKNU Kabupaten Bandung Barat, menjelaskan, dalam rangka peluncuran program ini, sangat perlu mensosialisasikan kepada stakeholder dan masyarakat luas bahwa pertemuan ini untuk membangun komitmen bersama dalam upaya pengendalian TBC “Sedangkan sosialisasi kepada masyarakat ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya pengendalian TBC bersama,” sebutnya.

SSR LKNU Kabupaten Bandung Barat menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Bandung Barat serta perwakilan dari SKPD dan CSO seperti Jaringan Komunikasi Desa (Jarkom Desa), Aliansi Mahasiswa Bandung Barat, Kembara, PKH dan Pendamping Desa. Dengan harapan stakeholder memahami gambaran program TB GF, terbentuknya jejaring dan komitmen lintas stakeholder dalam pengendalian TB. Kegiatan tersebut berlangsung cukup dinamis karena antusias dari peserta banyak memberi masukan kepada kami dengan adanya diskusi terkait gambaran kondisi penyakit menular TBC di Bandung Barat.
“Harapan besar kami dukungan dari semua pihak, khususnya pemda melalui Dinas Kesehatan,” ungkapnya. Sebagai program yang dicetuskan PB LKNU ini untuk membebaskan masyarakat Indonesia dari TBC. “Apalagi target kita di tahun 2035 sudah bebas meskipun tantangannya sangat berat, LKNU akan semaksimal mungkin untuk jihad memberantas penyakit TB khususnya di kabupaten Bandung Barat. Makanya sejak saat ini kita terus bergerak dengan pihak-pihak terkait bersama-sama bergerak dalam penanganannya,” sebutnya.

Acara pertemuan “Launching Program TBC LKNU” ditutup dengan melakukan penandatanganan lembar komitmen yang telah disepakati bersama dalam mendukung orogram eliminasi TBC di wilayah Kabupaten Bandung Barat tahun 2030. (***)

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top